Istilah marketing sering kali orang
berpikiran langsung tertuju pada kegiatan ekonomi lebih spesifik lagi pada
proses perdagangan produk yang dijual oleh pedagang untuk memenuhi kebutuhan
konsumen,. yang terbayang pada benak seseorang bahwa marketing itu kegiatan
manusia di lingkungan pasar. Hilir mudik barang yang didistribusikan dari
hulu sampai ke hilir, serta kegiatan transaksi pembayaran keuangan
sebagai bukti pembayaran. Dengan memahami pemasaran/marketing orang akan mampu
menyampaikan atau menjual barang / produk kepada konsumen yang
membutuhkan. Begitu pula dalam kegiatan politik, marketing
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatannya. Sebagai contoh dalam pemilihan
gubernur yang spektakuler, yaitu pemilihan gubernur DKI Jakarta. Dalam
prosesnya calon gubernur itu yang berhasil menjadi pemenang, ternyata tidak
terlepas dari kegiatan marketing, namun marketing yang digunakan adalah
marketing politik.
Sebagai mana dilansir dalam http://wartaekonomi.co.id/berita5607/marketing-politik-jitu-ala-jokowi.html yang menyatakan
bahwa hasil elektabilitas yang luar biasa yang diperoleh oleh Jokowi secara
"sains" adalah sebuah keberhasilan proses marketing politik
yang jitu. Keberhasilan Jokowi-Ahok dalam pilgub DKI berhasil terus
diolah oleh timses mereka menjadi sebuah prosesi pencitraan yang
berkelanjutan. Diutarakan pula bahwa Secara lebih rinci
sesungguhnya strategi marketing politik timses Jokowi - Ahok tersebut dapat
terurai sebagai berikut ;
- Mampu secara konsisten memperbesar cakupan wilayah pemilih dengan konsisten dan dengan biaya politik yang relatif rendah.
- Mampu menjaga konsistensi program "word of mouth" dan terus mendorong setiap pemilihnya melakukan prosesi "customer referrals"
- Berani melakukan investasi politik nan "bernilai" kepada komponen-komponen pendukung mereka yang secara riil berhasil melakukan perluasan "pangsa pilih".
Dengan strategi pemasaran di atas,
maka Pasangan gubernur dan wakil gubernur tersebut berhasil menanamkan
persepsi kebermanfaatan, baik secara personal, produk kampanye, maupun prosesi
pencitraan yang dilakukan dengan tetap melakukan "estimasi" cermat
dan "berkelanjutan" atas biaya per pemilih, biaya per waktu, energi
usaha yang telah dikeluarkan serta hitung-hitungan imbal hasil
"psikologis" bagi setiap program kampanye yang diluncurkan. Oleh
karena itu, tak heranlah bila strategi "marketing politik relasional"
yang ditempuh pasangan Jokowi dan Ahok tersebut berhasil merambah hampir
keseluruh jenis pemilih.
Ini membuktikan bahwa calon gubernur itu
mampu untuk "membeli" kepercayaan para simpatisannya sehingga
masyarakat mau dan menetapkan pilihannya pada cagub tersebut. Dari contoh di atas, membuktikan bahwa
kegiatan pemasaran dapat dilakukan dalam segala bidang. maka dari itu mari kita
pahami bersama tentang kajian pemasaran.
Sebagai penekanan bahwa Allah SWt
menegaskan dalam firmannya bahwa "Sesungguhnya Alloh telah membeli dari
orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At
Taubah:111)
Untuk lebih memotivasi untuk belajar
pemasaran, berikut kami sampaikan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At
Tirmidi yang artinya sabagai berikut. " Ketahuilah bahwa surga adalah barang
dagangan Alloh, dan ketahuilah bahwa barang-barang dari surga mahal harganya"
. Maka dari itu mari kita kaji bersama
bagaimana proses pemasaran yang mampu memenuhi semuanya.
IS-2012